Saturday, August 14, 2010

Today's Equality

Ketika saya duduk di bangku SMA (kelas 3) saya pernah berteman (cukup) akrab dengan seorang anak pria, sebutlah si W (inisial samaran). Kami lumayan kompak di dalam kelas, baik dalam mendiskusikan pelajaran maupun dalam mengambil keputusan untuk kepentingan kelas. Maklum, kami berdua, walaupun tidak terbilang bodoh, cukup terkenal akan kemalasannya dan lumayan suka jadi 'kompor' atau bahasa halusnya agak mood-moodan dan agak vokal. Waktu berjalan, selepas kelulusan SMA kami tidak pernah berhubungan lagi. Saya kuliah di Bali sedangkan dia kuliah di Jakarta. Saya cukup mendengar sedikit kabar burung tentang dia dari beberapa teman sekelas semasa di kelas IPA dulu. Kabar burung maksudnya bukan kabar si burung ataupun gosip lho, namun hanya sedikit mengenai keadaan dia saja.
Tidak ada angin tidak ada hujan, beberapa waktu yang lalu si W mulai menghubungi saya (sekitar bulan Juli 2010). Sebagai seorang yang menganut paham tidak-ada-yang-kebetulan-di-dunia-ini, saya cukup terkejut dan bertanya "Kok bisa ya, Tuhan?" he he soalnya kami memang sudah bertahun-tahun loose contact. Anehnya, ketika pertama kali kami berbicara melalui telepon kembali, tidak ada perasaan canggung ataupun menjaga jarak. Dia masih tetap si W yang bocor namun dalam versi yang lebih dewasa. Senang rasanya bisa ngobrol sama dia. Singkatnya, kami semakin intense berhubungan semenjak saat itu, baik via telepon maupun sms. Kadang saya harus memaksa diri saya untuk membalas smsnya, padahal saya paling males smsan (kerugian ber-smsan menurut saya: jempol sakit, ngabisin waktu, memicu untuk mengirim ataupun menerima sms, jadinya sambung-menyambung kayak kereta api tutt.. tutt.. tutt..). Beberapa hari setelah kami saling bertukar cerita, si W pelan-pelan mau membuka dirinya pada saya (lebih mendalam). Dia mengawali percakapan hari itu dengan sms menyapa dan bertanya kabar. Kemudian setelah beberapa lama saling berkirim pesan dia mulai bercerita tentang penyimpangan yang dia alami. Dia mengaku bahwa dia seorang Gay. Saya tidak kaget sih karena jujur saja, saya sudah merasakan bibit-bibit gay nya semenjak di SMA. Dia lebih menikmati bergaul dengan wanita dan matanya sedikit aneh ketika melihat pria. Saya juga sudah ada feeling kalau dia bakalan ngaku kalau dia seorang gay, cuma saya pura-pura tidak tahu saja dan lebih memilih menunggu dia untuk menceritakannya sendiri sebelum saya menarik kesimpulan apapun. Cukup sedih karena akhirnya dia memilih (menyerah) untuk menjadi seorang gay. Malam harinya saya berdoa bagi dia dan keesokkan harinya saya bertanya lebih mendalam soal perjalanan ke-gay-an-nya. Setelah mendengar dia bercerita, saya menyarankan dia untuk menemui psikiater karena menurut saya, selain ada roh jahat yang hinggap di tubuhnya, itu juga bisa disebabkan oleh kejiwaannya yang bermasalah (saya menolak pendapat yang mengatakan bahwa ada orang yang dilahirkan sebagai gay ataupun lesbian, nonsense). W berkata sudah mencoba segala cara untuk menyembuhkan dirinya, dari mulai pergi ke dokter, psikolog, dukun, kyai, bahkan pengobatan akupunktur. Namun hasilnya nihil. Dia tetap menyukai sesama jenisnya. Saya pun tidak bisa berkata lebih jauh selain berdoa. Saya percaya akan kekuatan doa :) Hal ini diperparah dengan berita beberapa hari kemudian bahwa si W dilamar oleh pacarnya, pastinya seorang pria. Pun saya speechless.

Pada tanggal 5 Agustus yang lalu, Pengadilan Tinggi Negara bagian California menolak Preposition 8 yang berisi  penolakan terhadap pernikahan sejenis yang dilakukan oleh kaum gay maupun lesbian. Saya kurang mengikuti perkembangan berita sebelumnya (ihwalnya) namun yang saya dengar perdebatan soal ini sudah terjadi bertahun-tahun dan cukup alot. Orang-orang dibelakang terbentuknya Preposition 8 ini datang dari berbagai kalangan, termasuk Pendeta dan (kalau tidak salah) Jaksa. Mereka, dengan segudang argumennya, menolak persamaan hak pernikahan kaum gay lesbian dengan kaum berbeda jenis kelamin. Kaum 'oposisi' juga tidak mau kalah. Dengan bertamengkan persamaan hak, mereka memperjuangkan pelegalan pernikahan sejenis. Dahulu, Pro-Preposition 8 memiliki banyak suara, namun sekarang, dengan semakin derasnya teriakan untuk persamaan hak di berbagai negara, khususnya di US, suara untuk Pro-Preposition 8 menurun drastis. Pada tanggal 5 Agustus 2010, Prepostion 8 ditolak oleh Pengadilan Tinggi Negara bagian California. Kaum gay dan lesbian bebas menikah. Kapanpun.

Saya perlu menelan ludah setelah saya membaca headline soal ini. Saya juga membaca komentar beberapa aktor, aktris, penyanyi dan bintang-bintang papan atas lainnya yang mensyukuri kekalahan Prepostion 8. Para orang-orang berpengaruh. Sungguh miris.
Saya sadar, dunia mulai kehilangan jati dirinya, hmm.. tunggu.. ataukah justru dunia semakin menemukan jati dirinya? Mungkinkah dunia punya jati diri?
Teringat tentang perjalan saya beberapa ratus tahun yang lalu (Edward Cullen kaliii..), saya pernah berlabuh di dermaga kaum feminist. Saya menyukai pemikiran para feminist yang meneriakkan tentang persamaan hak dengan kaum pria. Bagaimana kaum feminist ingin disamakan derajatnya dengan para pria. Namun, setelah saya mengenal Tuhan Yesus, pemikiran itu diubahkan. Frankly speaking, we'll never be the same like men. Saya bersyukur untuk perjuangan Ibu (kita) Kartini dalam usahanya Membawa-Keluar-Kaum-Wanita-Dari-Jerat-Dapur-dan-Kamar-Tidur. Dia sangat-sangat berjasa. Tapi saya pikir bukan pemikiran kaum feminist seperti itu yang diinginkan Ibu Kartini. Bukan kebebasan tanpa batas. Bukan persamaan hak seperti itu, namun yang ingin disampaikan Ibu Kartini adalah perubahan cara pandang kaum pria terhadap wanita.
Kembali kepada persamaan hak. Saya menilai persamaan derajat dan hak yang didengungkan kaum feminist tidak logis. Bagaimana mungkin seorang pria bisa disamakan dengan wanita?

M + N = MN

bukan

M + N = M ataupun M + N = N

Kita berbeda. Pria dan wanita berbeda. Pria dengan pria yang lainnya berbeda, begitu juga dengan wanita. We're one of a kind to each other. Kita tidak mungkin sama (equal) dari dulu, sekarang, sampai selamanya.
Jika dikaitkan dengan pernikahan sejenis yang ingin diakui haknya dengan pernikahan lawan jenis, menurut saya itu GILA dan ABNORMAL. Entah kenapa orang bisa berpikir untuk menganggap hal itu biasa saja, padahal di abad pertengahan, orang yang menyukai sesama jenis dianggap sebagai orang nista, kerasukan setan, dan atau memiliki penyakit mental. Kemudian orang yang memiliki kecenderungan ini nantinya akan di hukum dengan cara di bakar, diasingkan, ataupun di hukum gantung. Ngeri kali.
Semakin lama, manusia semakin berbudaya. Mereka mulai bisa menerima perbedaan. Tapi, lama kelamaan manusia terlalu liberal. Liberalisme yang tak terkendali. Tidak memiliki dasar dan pegangan. Sampai-sampai, mereka melegalkan hubungan atau pernikahan sesama jenis.
With all due respect, saya tidak membenci sedikitpun kaum gay dan lesbian. Saya marah bila ada yang menghina salah satu dari mereka. Saya marah bila ada yang berlaku kasar pada mereka. Saya menghargai mereka sama seperti saya menghargai diri saya. Namun, kita, manusia, diciptakan berpasang-pasangan, ditentukan berpasang-pasangan, dan bukannya sejenis-jenisan. Persamaan derajat wanita dengan pria masih terdengar ganjil, dan maaf saya tidak bisa menyetujuinya karena sampai kapanpun kita tidak pernah sama. Peran kita berbeda, namun sama mulianya di hadapan Allah.

Sahabatku, aku tahu kalian diluar sana.. Menangislah bersamaku, berdoalah bersamaku.. Bagi bangsa dan dunia ini. Bagi mereka yang putus asa. Bagi mereka yang sesat. Bagi mereka yang tertolak. Bagi mereka yang merasakan kekosongan. Mereka butuh Yesus, Sang Juru Selamat.. Start with a pray, you'll be able to change the world :)

9 comments:

  1. Great thought... tajam dan persuasif. Semangat anak mudanya masih kental walau ada paparan yang berat tentang equality. Nice!

    Prinsipnya, pria dan perempuan emang posisinya equal. Tp, jangan smp lupa fungsi. Sama tapi beda. Beda tapi sama. Jangan sampai kehilangan keunikan fungsi masing2... kecuali ada certain condition. Bukan grey area asal standarnya jelas dr Sang Pencipta itu sdr. ^^

    ReplyDelete
  2. Precisely! Itu sebenernya maksudku soal peran pria dan wanita, you've told me before so many times and I still remember your comment in my previous post :) Cuma perbedaannya ada di pemahaman di kata'sama' nya. Thanks a lot, tse..

    *sama tapi beda, beda tapi sama*

    ReplyDelete
  3. Hahahaha... it's oke, Sei. I'm honored yu still remember it, while I my self don't. ^^

    Keep writing, dear. As I said, I always waiting for ur writing. :)

    ReplyDelete
  4. berpasangan artinya sesuatu yg sejenis kan? sepasang sepatu.... berarti 2 buah sepatu yg sama bentuk jenis warna n ukuran na. kita aj mungkin yg ga tau rencana Tuhan
    karena aq juga percaya ga ada yg kebetulan d dunia ini. semua na ini sebenerna keteraturan yg acak.
    dia udah pilih sapa yg jadi jahat ato jadi baik, buat jadi contoh buat kita. karena klo dia ciptakan semua baik...isa aj, tapi sapa nanti yg akan nyembah dia?

    ReplyDelete
  5. read this whole writing as a unity, darling.. :) that's actually not the message I bring on.
    However, talking bout good guy and bad guy..
    manusia itu punya kehendak bebas, jadi pada dasarnya manusia tidak pernah ditakdirkan untuk menjadi jahat atau baik, namun menjadi baik atau jahat merupakan suatu pilihan :) soal menjadi contoh, memang Tuhan bekerja melalui banyak cara, melalui suka maupun duka dll, so bukan terfokus pada individu tapi momentumnya :)
    Semua manusia ciptaan Tuhan baik adanya, sekali lagi karena ada kehendak bebas makanya ada perbedaan antara orang baik, orang jahat, orang pura-pura baik, orang semi jahat dll.. SEANDAINYA semua orang baik, tetap ada yang menyembah Dia donk. Sebelum adam dan hawa jatuh kedalam dosa, mereka bergaul akrab dengan Tuhan kan ;)

    ReplyDelete
  6. Umm... i have different perception bout it.
    Kita bukan na pny kehendak bebas, kalo ky gt ada kemungkinan kebetulan akan terjadi kan. setiap yg kita lakuin, udah tertulis di buku na Tuhan. hr ni kmu akan ngapain aja, memikirkan apa aja, bahkan niat untuk melakukan sesuatu pun karena kita digerakkan oleh na.. seperti saat aq nulis ini jadi kalo di dunia ada homo n lesbian itu karena dia sudah menuliskan seperti itu. ada orang yang diberi rahmat untuk berubah, ada yg ga...semua na terserah Tuhan. kita pikir bahwa kita bisa merubah diri kita jadi baik klo kita mau, padahal pikiran ato niat untuk jadi baik itu ndiri dateng na dari Dia.

    ReplyDelete
  7. Ya, kalau yang aku percayai, manusia punya kehendak bebas. Memang semua yang kita lakukan sudah tertulis di buku kehidupan, tidak ada yang kebetulan etc. Namun, hebatnya, Sang Pencipta bukan menciptakan robot namun manusia. Manusia punya keinginan, hati, naluri, hati nurani, dan otak. Jadi kalaupun kita, yang berkehendak bebas ini, salah langkah, by His grace, He will put us back in the right track again, IF He want to. Namanya juga Tuhan, He can do anything anywhere anyhow. Kira-kira begitulah analogi singkatnya. SEANDAINYA, Tuhan menciptakan 'robot', aku pikir, tidak ada manusia yang benar-benar menyembah Dia. Dia seperti sedang main boneka-bonekaan donk. Manusia yang menyembah Dia pun tidak mengetahui benar-benar Tuhan mereka. Kalau memang tidak ada kehendak bebas, berarti adam dan hawa sudah ditakdirkan untuk berdosa. Mereka ditakdirkan untuk memakan buah terlarang dan jatuh ke dalam dosa, which is sangat bertolak belakang dengan natur Tuhan, yang menciptakan manusia seturut dengan rupa gambarNya, sebagai Maha suci (tanpa dosa) ;)

    ReplyDelete
  8. Tuhan ciptain 10 malaikat, 9 dari cahaya n satu dari api, dialah setan..
    waktu adam n hawa diciptain, cuma si setan aj yg ga mo nyembah mereka. buat apa aq sembah manusia yg terbuat dari tanah, aq lebih terhormat dari mereka, kata setan. Karena ga taat, marahlah Tuhan.
    Tuhan bikin peraturan buat jgn makan buah kuldi, karena di rayu2 setan, kena d mereka bdua. jadilah mereka berdua dibuang ke bumi.

    Waktu kita ga inget ma Tuhan, ato keluar dari jalan na, itu waktu kita d dominasi ma setan. krn setan bersumpah buat ganggu adam n anak cucu adam karena udah buat dia dmrh, itu juga dia minta ijin ma Tuhan, dan di ijinin. Jadi semua na berlangsung atas ijin Tuhan. Ga seru kali ya klo semua org di dunia ini diciptain baek ky Yesus ato Nabi Muhammad yg ga tergoda Setan... ga da konflik na, gt kali ya pikir Tuhan. klo kita masih pny kehendak bebas: aq pny pkiran bebas mau k Tiara, kmu jg pny pkiran bebas mo k Tiara, kebetulan donk kita ketemu disana? ato soulmate mu mgkn...pdhl kmu ga pcy kebetulan?

    ReplyDelete
  9. Seperti yang aku bilang sebelumnya, Tuhan itu Maha Suci (Maha Segala pula), natur yang Dia miliki pasti: kasih, tidak bercela, tidak berdosa dll. Jadi Dia tidak mungkin menciptakan sesuatu yg jahat apalagi bapak dari segala pendusta yaitu iblis. Iblis adalah malaikat yang berkhianat dan ingin menjadi seperti Allah. Jadi dia diciptakan suci pada awalnya namun karena kelewat 'pinter', dia berkhianat. Menurutmu Tuhan mau kita berdosa? aku pikir tidak. Tapi karena kehendak bebas yg dimiliki adam dan hawa, mereka jatuh kedalam dosa.
    Mereka memilih untuk memakan buah itu dibanding mendengar pesan Tuhan. Tuhan tidak pernah merancangkan hal-hal yg buruk untuk ciptaanNya, jadi aku pikir tidak mungkin Tuhan berpikir 'ga seru kalo ga ada konflik'. Tapi hal-hal buruk terjadi karena Tuhan ingin ciptaanNya bergantung padaNya atau tabur-tuai (ex: kamu perokok, ada kemungkinan kamu kena kanker paru",mandul dsb).

    Untuk kehendak bebas, jangan terpaku pada scene tapi pada tujuan. contoh kasus: Tuhan ingin kita bertemu suatu hari untuk membicarakan sesuatu, kita sudah berjanji untuk bertemu disuatu tempat namun karena aku TIBA-TIBA kepengen singgah sebentar di warung kopi, aku membatalkan pertemuan kita. Tapi Tuhan mengharuskan kita ketemu karena kalau tidak bertemu ada hal yg ingin Ia lakukan tapi tidak tercapai. Walaupun hari itu tidak jadi bertemu pasti kita dipertemukan di hari lain. Kalaupun kita tidak pernah bertemu pada akhirnya, Tuhan akan membuat hal buruk, yg akan terjadi apabila pembicaraan itu tidak terjadi, menjadi tidak terjadi. Memang kita punya kehendak bebas namun kalau Dia udah mau sesuatu tetap rencana Dia harus terjadi. Namanya juga Tuhan. Makanya walaupun adam dan hawa jatuh kedalam dosa, Tuhan yang tetap mengasihi ciptaanNya, memberikan Yesus Kristus disalib sebagai lambang pemulihan hubungan, penyelamatan, perdamaian buat umat manusia :)

    ReplyDelete