Friday, September 11, 2009

I Do Regret It

Alasan saya duduk di depan komputer saat ini adalah rasa frustasi yang sulit saya emban sendiri. Sulit sekali untuk berhenti berteriak (dalam hati) dan berkata 'bodoh.. bodohhhh'. Saya hampir saja 'melayangkan' kepala saya ke arah tembok kamar kalau saja saya tidak sadar bahwa ada orang di rumah selain saya yaitu my loyal friend, Dodik.

Kisah bermula dari beberapa bulan yang lalu, tapi tenang, saya gak akan menjabarkannya sepanjang itu.. let me make it short for you, guys..

Malam ini kira-kira jam 9 saya sampai dirumah, yang ternyata sudah dihuni oleh dodik terlebih dahulu (he's watchin a tv show). Sedikit terhibur karena rumah terasa sepi semenjak kepulangan abangku ke tangerang. Saya menyapa Dodik untuk sekedar basa-basi lalu berjalan ke arah kamar tidur and bersiap untuk mandi. Suasana hati saya lumayan tenteram. Saya sudah menghabiskan waktu bersama teman-teman semasa kuliah seharian dan malamnya saya membesuk temen-temen yang 'menurut kata hati saya' perlu dibesuk. All were perfect! Sampai kemudian hati saya tergerak untuk mengutak-utik skripsi yang memang tak kunjung selesai (dont ask why coz i have thousand reasons to tell you). Saya dan skripsi memang tak pernah berteman akrab, ummm atau bisa dibilang segala sesuatu yang berhubungan dengan institusi berbasis sekolah, perguruan tinggi dsb. Ketika sedang bergulat seru dengan setumpuk paper yang menunggu dibaca, saya teringat untuk mencari format skripsi ditumpukan 'folder kuliah' yang saya kumpulkan dalam satu bundel tas kertas lucu, imut nan stylish. Kalau membuka 'folder kuliah' tersebut, anda bisa melihat masa lalu perkuliahan saya dalam waktu 15 menit. KRS, slip SPP, kertas bimbingan dosen, amplop yang berisi nilai toefl saya dan banyak lagi. Mata saya menangkap selembar kertas yang berisikan nilai saya ketika berada di semester 2, lumayan bagus.. NAMUN hal itu menggelitik saya untuk mengecek nilai-nilai saya di semester yang lain, saat ini saya duduk di semester.. ada dehhh..

Masalah ini memang sudah berlarut-larut terjadi dari beberapa bulan yang lalu, nilai-nilai saya yang gak beres! Saya memilih untuk menguburnya daripada secara 'jantan' menerima kenyataan dan mencari jalan keluar. 'Ahh, transkrip nilainya ada di binder kuliah' kata saya dalam hati. Sedikit (dont know why) excited tapi agak gimana gitu, saya membuka transkrip nilai dan BANG, dia datang dan kembali menghantui. Saya baru menyadari bahwa saya melakukan kekeliruan. Saya mengulang mata kuliah yang salah! Nilai D terpampang jelas. Sejarah Kesusateraan Inggris 2. Saya pernah mengulang Sejarah Kesusasteraan Inggris 2 (and my fren told me that i got B). Kemudian saya telusuri transkrip nilai itu agak kebelakang, ada mata kuliah Sejarah Kesusasteraan Inggris 2 juga tapi nilainya C. Wait, waitt, waittttt.. Hmmm... Ada 1 mata kuliah yang tercetak 2 kali dalam satu transkrip nilai!!! Mana Sejarah Kesusateraan Inggris Sejarah 1???
Berarti mereka salah ketik! Kesusasteraan Inggris 1 yg dapet D, bukan SKI 2, sia-sia saya ngulang mata kuliah itu.. shitttttttttttttttt!!! Kemungkinan saya harus mengulang 1 semester lagi!!! Ohhh NOOOOOOOO!!! Panik, gelisah, marah, capur aduk deh kayak gado-gado. Selama 3 menit pikiran saya gak karuan, flash back masa-masa perkuliahan, muka para dosen, muka frustasi saya, wajah kecewa orang tua, sudut-sudut kampuss.. Semua bermunculan bagai slideshow di windows pic n fax viewer. Sesaat saya terkesiap, saya menengadah dan putus asa.. sangat-sangat putus asa. Hari-hari belakangan ini berat sekali saya lalui, ada satu masalah yang melemahkan saya dan cukup membuat saya lumpuh setengah jiwa. Dan harus ditambah lagi dengan masalah ini (??) Saya benar-benar tak habis pikir. Mau menjerit dan teriak sekuatnya tapi gak bisa, saya tidak sedang berada di pantai atau di atas bukit atau diujung dunia. Saya ada dirumah, rumah mungil dengan 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 tempat cuci baju plus jemuran. Ditambah ada Dodik dirumah itu. Lucu aja kalau saya tiba-tiba nangis...

Kalau orang lagi ada masalah biasanya they tend to look for somethin sebagai pelarian. Ada yang ngobat, mabok, ngerokok, main cewek, main games, belanja, nyibukkin diri dengan pekerjaan, nonton seharian dan banyak lagi (booooo). Kalo saya, hmmm, terpikir untuk minum kopi and gak tidur tapi mengurungkan niat tsb coz saya lebih suka tidur dibanding begadang, lagipula begadang hanya akan membuat saya teringat dengan masalah-masalah yang saya hadapi. So, i chose the other option, online! Yup, online! Berhubungan dengan orang-orang dari belahan dunia lain, menulis, main games facebook, lumayan bisa mengalihkan saya dari kenyataan. Saya secara sadar mengetahui bahwa ini bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tapi untuk beberapa saat but , please, i need my own time to reduce the tension.. pheww! Saya gak bisa berhenti tersenyum pada diri saya. Tersenyum sinis lebih tepatnya! Saya punya satu kebiasaan, saya akan tersenyum menanggapi ulah orang yang membuat saya muak, marah dan jijik minta ampun. Saya akan memilih diam dan tersenyum bila saya sudah mencapai kemarahan di level yang 'rawan'. Dan sekarang saya sedang tersenyum. Saya marah pada diri saya. Marah! Sangat marah! Tiba-tiba teringat kejadian sore tadi ketika saya berkata pada Lidya, angkatan 2009, untuk rajin-rajin kuliah karena saya sudah menyia-nyiakan waktu kuliah saya dimasa lalu (and i do regret it). I screwed up! Hmmm.. Saya harus cepet-cepet nyelesaiin permasalahan ini. Harus!!! Entah kapan.. Hiks :-(